Translate

Senin, 11 November 2013

PROJECT MENULIS CERPEN SAD ENDING

Hai semuanya.. Kali ini aku mau ngadain project nih.. Nanti 5karya terbaik akan aku gabungkan di karyaku selanjutnya yang InsyaAllah di bulan desember nanti akan terbit. Mau tau nggak persyaratannya apa? Oke, chekidoth!!


1. Tema adalah persahabatan
2. Endingnya harus sad ending ya dan usahakan pemerannya ada salah satu member smash
3. Naskah kamu di ketik di Ms. Word 2003/2007 (lbih baik si 2007), Times New Roman 12pt; spasi 1,5 *jgn lupa di kasih paragraf*
4. Sesuai dengan EYD ya..
5. Minimal adalah 5halaman dan maximal 8halaman
6. Sertakan biodata singkatmu dalam bentu narasi (nama lengkap, ttl, hobi, sekolah, fb, twitter, komunitas, dll)
7. Kirim naskah kamu ke karyazahrah(at)gmail(dot)com. Naskah jangan ditaruh di badan email ya, tp di lampirkan dengan subjek "PROJECT MENULIS CERPEN SAD ENDING"
8. Karya ditunggu paling lambat tanggal 22desember2013
9. Jangan lupa, persyaratannya di copas ke dalam catatan (di facebook dong) dan di tag ke min.15 orang temanmu. Alamat web notes in facebook www.facebook.com/notes
10. 5cerpen terbaik akan ditambahkan di karyaku selanjutnya

oke, aku tunggu karya terbaik kalian. Pokoknya kalau mau ikutan, harus copas persyaratannya dan tag ke min.15 org temanmu.. Terutama ZahrahAnrose Sii Ilhamfever

Minggu, 10 November 2013

Maukah Kau Bersamaku Kembali? (cerpen DH)



Cek this my story *maaf kalau salah, maklum, nggak bisa bahasa inggris :D*
“Janji ya, kita nggak akan musuhan, karena sekarang kita menjadi sahabat??” tanya seorang anak perempuan sambil mengangkat jari kelingkingnya.
“Iya, aku janji kok (nama kamu)” jawab seorang anak lakui-laki yang langsung mengaitkan jari kelingkingnya ke anak perempuan tadi.
___
“Aaa ... Karisma, jangan kejar aku dong!!” katamu.
“Ye .. (nama kamu) gimana sih?? Namanya juga lagi main tikus dan kucing. Berhak dong, kamu aku kejar. Soalnya kamu jadi tikusnya” jawab sahabatmu.
“Hosh .. Hosh ..” nafasmu terengah-engah. Keringat terus berjatuhan dari pelipismu. Sebenarnya kamu meminta berhenti karena sudah kecapean. Namun sahabatmu malah terus saja mengejarmu.
***
“(nama kamu)!! (nama kamu)!! (nama lengkap kamu)” panggil kakakmu.
Akan tetapi, kamu tak menjawabnya sedikitpun. Kamu terus saja melamun di balkon kamarmu. Karena merasa kesal, akhirnya kakakmu datang menghampirimu.
“Ya Tuhan!! (nama lengkap kamu)” panggil kakakmu.
Hasilnya tetap saja, kamu tak menjawab. Kamu malah menitikkan air mata. Entah mengapa begitu.
“(nama lengkap kamu)” sekali lagi kakakmu memanggilmu sambil mengguncang tubuhmu pelan.
“Eh? Kenapa kak?” kamu pun akhirnya menyaut juga.
“Kamu kenapa sih, dek? Di panggil bukannya jawab, malah nangis” tanyanya. Kamu hanya mampu menggelengkan kepala.
“Pasti karena sahabat kecilmu itu ya?” tebaknya.
“Apaan sih, Kak Morgan. Kakak ngarang aja nih” elakmu.
“Jangan bohong sama kakak, dek. Kakak tau, kamu pasti lagi sedih kan gara-gara sahabat kecilmu itu. Kakak tau dari mata kamu, gerak-gerik tubuhmu. Kakak tau dek” kata Kak Morgan tak percaya.
Kamu menundukkan kepala.
“Iya kak, ini semua gara-gara sahabat kecil aku”
“Kamu tuh ngapain sih nangisin sahabat kamu itu? Dia kan udah tega ninggalin kamu demi perempuan yang dia cinta. Trus semenjak dia pacaran, dia nggak pernah kan hubungin kamu lagi. Nanyain kabar gitu” omel Kak Morgan.
“Tapi kan, ka___”
“Kakak nggak mau liat adik kakak sedih gara-gara ‘dia’. Sekarang kamu turun ke bawah, makan! Kakak udah buatin nasi goreng buat kamu” suruh Kak Morgan yang memotong pembicaraanmu.
Memang, di rumah, kamu hanya tinggal berdua dengan sang kakak. Karena kedua orangtuamu sedang bisnis di luar negeri. ‘Mungkin’, mereka balik ke Indonesia sebulan sekali bahkan dua bulan sekali baru pulang. Itupun kalau sempat.
“Kakak tinggal dulu. Lima menit kamu belum makan, kakak suruh kamu tidur di luar buat nanti malem. Cepet makan, isi perut kamu. Nggak takut maag kamu kambuh? Trus juga kamu nggak mau sekolah? Udah mau jam 7 lho”
Uhh .. bawel sekali dirimu Handi Morgan Winata. Coba aja, kalau misalnya Kak Morgan itu kakaknya author, bakalan author komentarin tuh. Bawel banget jadi kakak ya!! *ehhh
“Iya kakak, aku makan. Aku juga sekolah kok” kamu hanya bisa menjawab seperti itu saja.
***
“Hati-hati di sekolah!” kata Kak Morgan sambil mengacak-ngacak ponimu.
“Ih kakak, jangan di acak-acak dong” katamu kesal.
“Cie, adik kakak udah nggak marah nih” goda Kak Morgan.
“Apa sih kak! Udah ah, (nama kamu) mau masuk aja ke sekolah. Bye Kak Morgan yang jelek” katamu sambil berlari masuk ke dalam sekolah sebelum Kak Morgan marah.
Ketika kamu masuk kelas, kamu melihat sahabatmu, ralat! Maksudnya mantan sahabatmu tengah sendirian. Ia sedang bermain gitar kesayangannya. Kamu terus memperhatikannya.
“DORRR!” kaget seseorang.
“Astagfirullah, Reza, kalau aku jantungan gimana sih?” komentarmu.
“Hehe .. peace (nama kamu). Kamu kok tau sih, kalau aku yang ngagetin kamu?” tanya Reza sambil cengengesan.
“Tau lah. Kamu kan yang sering ngagetin aku tiap pagi” jawabmu.
“Lagi ngapain sih?? Lagi ngeliatin Bisma, ya?” tebak Reza.
“Apa sih, Jja. Ngarang mulu deh” elakmu.
“Udah, jujur aja deh, (nama kamu). Kalau kamu mau, Bisma kembali lagi menjadi Karismamu, jangan diem aja dong” kata Reza.
-BISMA-
Aku melihat mantan sahabatku tengah asyik bercanda gurau dengan Reza.
“(nama kamu), emang kamu nggak kangen sama aku? Aku kangen tau sama kamu. Setelah aku putus dari Siska, aku pingin kita jadi sahabat. Aku nyesel, dulu pernah musuhin kamu karena aku lebih milih Siska dari pada kamu” batinku.
Siska. Ya, Siska Kirana adalah nama mantan pacarku dulu. Aku dulu pernah berpacaran dengannya. Namun hanya beberapa bulan saja. Karena aku sudah tak kuat dengan sikap kekanak-kanakannya. Aku menyesal telah memusuhi (nama kamu). Aku kira, (nama kamu) orangnya kekanak-kanakan dan aku menilai Siska orangnya dewasa. Ternyata salah, justru sebaliknya.
Aku memetik senar gitarku sambil menyanyikan sebuah lagu.
Aku ingin engkau ada disini
menemaniku saat sepi
menemaniku saat gundah
berat hidup ini tanpa dirimu
ku hanya mencintai kamu
ku hanya memiliki kamu
Reff:
aku rindu setengah mati kepadamu
sungguh ku ingin kau tahu
aku rindu setengah mati
meski tlah lama kita tak bertemu
ku slalu memimpikan kamu
ku tak bisa hidup tanpamu
aku rindu setengah mati kepadamu
sungguh ku ingin kau tahu
ku tak bisa hidup tanpamu
aku rindu…
-(nama kamu)-
Aku melihat Bisma sedang memainkan gitarnya sambil menyanyikan sebuah lagu. Namun anehnya, lagu ini, lagu biasa orang-orang yang sedang kesepian.
Apa mungkin Bisma telah putus dari Siska? Ah .. masa sih? tanyaku terheran-heran dalam hati.
Jujur, aku sangat senang jika Bisma telah putus dari Siska. Hmm .. semoga ini kenyataan.
“Eh (nama kamu), aku mau ke kantin nih. Kamu mau ikut nggak?” tanya Reza.
“Nggak deh, Jja. Aku mau di kelas aja” tolakku.
“Yakin kamu mau di sini? Kamu cuma berdua aja lho sama Bisma” tanya Reza.
“Iya Reza. Aku juga mau baca novel kesayanganku. Tanggung, tinggal beberapa halaman lagi tamat. Nanti deh, setelah aku selesai membacanya, aku bakal susul kamu ke kantin” jawabku.
“Oke, aku tinggal dulu ya” Reza meninggalkanku.
Memang, Reza bukan siapa-siapa dalam hidupku. Tapi aku menganggapnya, dia adalah kakakku.
Kini, tinggal aku berdua dengan Bisma di kelas. Canggung, sebenarnya aku ingin menyapanya.
-Normal-
Kini tinggal kamu berdua dengan Bisma di kelas. Canggung, sebenarnya kamu ingin menyapanya.
Kalian masih saja sibuk dengan urusan masing-masing. Bisma memainkan gitarnya, sementara kamu membaca novel kesayangan. Mungkin karena merasa bosan, Bisma menghampirimu.
“Hmm .. (nama kamu)” kata Bisma.
Kamu menengok ke arah Bisma dan langsung kembali sibuk dengan novel kesayanganmu.
“Kamu sibuk nggak?” tanya Bisma.
“Bisa liat kan, aku lagi apa” jawabmu dingin.
“Aku boleh duduk sebentar di samping kamu?” tanya Bisma.
Kamu tak menjawab pertanyaan Bisma. Saat ini, kamu berusaha dingin padanya.
“Huft” Bisma menghembuskan nafasnya berat. Ia memutuskan untuk duduk di depan mejamu.
“Kenapa?” tanyamu dengan pandangan yang masih fokus dengan novel kesayangan.
“Aku cuma mau jujur sama kamu, tentang persahabatan kita” jawab Bisma.
“Kamu dengerin penjelasan aku ya, (nama kamu)” sambungnya.
Karena merasa dicueki, akhirnya Bisma merebut novel kesayangan dari tanganmu. Kamu merasa kesal padanya.
“Apa-apain sih, kamu Bisma. Kamu tuh gangguin aku tau, nggak” protesmu.
“Aku cuma mau jujur tentang persahabatan kita. Plis, kamu dengerin aku. Jangan cuekin aku”
Terpaksa, kamu mendengar penjelasan mantan sahabatmu yang sangat keras kepala itu.
“Hmm .. aku nyesel (nama kamu), waktu aku musuhin kamu. Aku kira, kamu orangnya kekanak-kanakan dan aku menilai Siska orangnya dewasa. Ternyata salah, justru sebaliknya. Aku sebenernya kangen sama kamu. Kangen waktu kita suka bercanda bareng, curhat bareng” cerita Bisma panjang lebar.
Kamu ingin pergi meninggalkan Bisma. Sebenarnya kamu juga kangen padanya. Namun gengsimu sangat kuat. Ketika ingin pergi, Bisma menahannya.
“Dengerin aku dulu (nama kamu)” kata Bisma.
“Sorry, aku mau ke kantin. Mau nemuin Reza” ucapmu cuek.
“Kamu punya hubungan apa sama Reza?” tanya Bisma.
“Emang kamu siapa aku? Kamu bukan siapa-siapa aku kan? Jadi kamu nggak usah ngurusin hidup aku deh” jawabmu.
“Aku, sahabat kamu” kata Bisma.
“Hello .. Bisma Karisma.. ke mana aja kamu dulu? Baru bilang kalau kamu sahabat aku? Bukannya kamu itu mantan sahabat aku ya?” tanyamu.
“Aku kan udah bilang ke kamu. Aku nyesel (nama kamu), waktu aku musuhin kamu. Aku kira, kamu orangnya kekanak-kanakan dan aku menilai Siska orangnya dewasa. Ternyata salah, justru sebaliknya” jelas Bisma.
“Plis, aku pingin kaya dulu lagi. Aku pingin kita sahabatan kaya dulu lagi. Ya, kamu mau ya, jadi sahabatku lagi” tanya Bisma sambil menatap kedua matamu.
Tatapan ini, tatapan yang sangat kamu rindukan. Kamu tak kuat jika harus melihatnya lagi. Kamu pun menundukkan kepalamu.
“Kenapa (nama kamu)? Aku pingin kita sahabatan lagi. Pingin mengulang kenangan-kenangan dulu” kata Bisma.
“Maaf Bis, aku nggak bisa” tolakmu.
“Nggak (nama kamu), aku yakin, kamu kangen kan sama aku? Kamu pasti juga mau kita balikan jadi sahabat lagi kaya dulu. Aku udah tau semuanya, aku udah tau dari Rafael. Kak Morgan cerita semuanya ke Rafael dan Rafael ngasih tau semua ke aku” kata Bisma.
DEG!!
“Tapi aku nggak yakin Bis kalau kita jadi sahabat, kamu bakal kaya dulu lagi” katamu.
“Aku janji (nama kamu). Aku janji nggak akan kaya dulu lagi. Percaya sama aku” Bisma menyakinkanmu sambil mengangkat jari kelingkingnya.
“Iya, Bis, aku mau” kamu menautkan jari kelingkingmu ke jari kelingking Bisma.
“Jadi kita sahabatan lagi nih?” tanya Bisma. Kamu menganggukan kepalamu. 
Akhirnya, kalian berdua menjadi sahabat kembali. Sekarang Bisma sudah berubah sikapnya. Semenjak Bisma memusuhimu, sikapnya sangatlah cuek, kurang memperhatikanmu, dan yang lainnya. Namun sekarang, ia benar-benar orang yang perhatian padamu.

Senin, 14 Oktober 2013

Masa Kecil ..



“Ih ... tan atu duluan” kata seorang anak kecil dengan tampang polosnya.
“Enda mau, itu aku duluan” jawab yang lainnya.
“Ima .. itu, atu duluan” katanya pada sahabatnya yang biasa di panggil Ima oleh dirinya.
“Aku ih ..” jawab Ima.
Perkenalkan, anak kecil yang tidak bisa ngomong huruf “K” tadi, bernama Dicky Muhammad Prasetya atau di panggil Dicky. Dan, yang enggak bisa ngomong “G” atau yang dipanggil Ima itu bernama lengkap Bisma Karisma.
Saat ini, mereka berdua sedang berada di sebuah taman kanak-kanak. Wajah mereka begitu polos hingga gampang untuk dibohongi.
“Anak-anak, sudah dong, jangan pada bertengkar” lerai seorang guru taman kanak-kanak yang bernama Dina. Lebih tepatnya Pramudina Afra Narudana.
“Ibu, atu tan yang main robot-robotan duluan” kata Dicky.
“Endak bu, Dicky bohon” jawab Bisma.
“Sudah-sudah ... biar lebih adil, ibu kasih satu robot lagi. Gimana? Mau enggak?” tanya Bu Dina sambil menunjuk sebuah mainan robot-robotan.
Bisma menganggukan kepalanya. Lalu, Bu Dina memberikan mainan robot-robotan itu pada Bisma. Hey .. lihatlah! Sepertinya Dicky terlihat tidak senang. Mungkin, ia iri dengan Bisma yang diberi mainan robot-robotan oleh Bu Dina.
“Bu, atu mau itu” kata Dicky sambil menunjuk mainan robot yang sekarang sedang dipegang Bisma.
“Kan, kamu sudah dapat” jawab Bu Dina.
“Engga mau, atu maunya itu” rengek Dicky.
“Bisma, kamu kasih ya, mainannya ke Dicky!” suruh Bu Dina.
Namun, Bisma hanya menggelengkan kepalanya dan kembali melanjutkan aktifitasnya yaitu, bermain robot-robotan. Karena keinginannya tidak di penuhi, akhirnya Dicky menangis.
Guru taman kanak-kanak lainnya, menghampiri Bu Dina yang sepertinya kewalahan untuk menenangi Dicky.
“Ada apa ini, bu?” tanya seorang laki-laki dengan suara bass-nya. Sebut saja namanya Muhammad Reza Anugrah atau yang biasa di sapa oleh murid-murid taman kanak-kanak Pak Eja.
“Ini pak, Dicky mau tuker mainannya ke Bisma. Sedangkan dia sudah punya robot-robotan” jawab Bu Dina. Sedangkan, Pak Eja hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti.
Ia lalu menghampiri Dicky dan berjongkok agar tingginya sama dengan muridnya yang paling imut itu.
“Dicky mau robot-robotan?” tanya Pak Eja.
“Mau ..” jawab Dicky sambil menganggukan kepalanya.
“Ini robot-robotannya” kata Pak Eja sambil memberikan mainan robotan pada Dicky. Hust .. tahu tidak, sebenarnya, robot-robotan yang diberikan Pak Eja itu, mainannya Dicky sendiri lho. Hehe ...
“Matasih, pa” kata Dicky.
“Sama-sama. Sudah ya, kalian jangan bertengkar lagi? Kasihan tuh, Bu Dina kewalahan” kata Pak Eja.
“Dicky duluan tuh pak” kata Bisma menunjuk Dicky.
“Butan Dicky, tapi Ima duluan” kata Dicky.
“Sudah, kalian salah semua kok” jawab Bu Dina.
Setelah itu, Bisma dan Dicky kembali bermain robot-robotan yang mereka berdua miliki. Sementara Bu Dina dan Pak Eja, mereka tersenyum melihat Bisma dan Dicky yang telah akur.
“Bu, Ima mau tidur” kata Bisma sambil menguap.
“Dicky juga mau bobo bu” sambung Dicky.
“Ya sudah, ayo masuk ke kamar!” suruh Pak Eja.
Dicky dan Bisma hanya menganggukan kepalanya lalu berjalan menuju kamarnya. Mereka sih punya rumah dan masih memiliki orang tua. Namun, karena orang tuanya sibuk, jadi dititipkan deh ke sekolahnya. Biasa lah, orang tua Dicky dan Bisma itu kaya. Orang tuanya Dicky itu, adalah orang terkaya nomor lima di Indonesia. Sedangkan orang tua Bisma, adalah orang terkaya nomor sembilan di Indonesia dan nomor tiga puluh di Dunia. Waw ... hebatnya.
Flash Back Off
“Haha ... masa kecil kalian berdua lucu ya” ledek seorang perempuan yang saat ini mengenakan rok berwarna biru.
“Haha ... iya dong. Bisma Karisma gitu lho” jawab Bisma dengan percaya diri.
“Dicky Muhammad Prasetya, orang terimut nomor satu di Indonesia dan di dunia ini” kata Dicky dengan percaya dirinya.
Ternyata, Bisma dan Dicky sekarang sudah besar lho, teman. Mereka berdua sudah duduk di kelas delapan atau di kelas dua Sekolah Menengah Pertama atau SMP. Namun, sekolahnya itu sekolah sihir.
Pasti, kalian pada bertanya kan, perempuan yang tadi berbicara dengan Bisma dan Dicky itu siapa? Dia itu namanya Clarynta Amanda atau Lala. Ia adalah sahabatnya Bisma dan Dicky.
“Eh .. kalian semua lagi ngapain sih? Sampai asyik begitu?” tanya seorang lelaki datang menghampiri Bisma, Dicky dan Lala.
“Ini, aku lagi dengerin ceritanya Bisma dan Dicky. Bisa di bilang, cerita masa kecilnya gitu, Ham” jawab Lala pada seseorang yang di panggil “Ham” itu. Atau, nama lengkapnya itu Muhammad Ilham Fauzie Effendi.
“Emangnya, ceritanya gimana?” tanya Ilham penasaran.
“Jadi tuh, Bisma sama Dicky saat masih kecil rebutan mainan. Robot-robotan tuh. Haha” jawab Lala sambil tertawa.
“Diam dong, La” kata Bisma dan Dicky berbarengan.
“Enggak ah, aku mau cerita dari awal sampai terkahir ke Ilham” jawab Lala.
“Gimana sih, ceritanya La?” tanya Ilham.
“Jadi, ceritanya di sebuah taman kanak-kanak, Dicky lagi asyik main robot-robotan. Nah, tiba-tiba saja, Bisma datang menghampiri Dicky dan langsung ngambil mainan yang lagi di mainkan sama Dicky”
Belum selesai Lala bercerita, Bisma sudah menutup mulut Lala dengan tangannya sendiri.
“Emangnya beneran ya, Cky?” tanya Ilham.
“Bohong tuh, Ham. Kamu mau saja di bohongin sama Lala” jawab Dicky berbohong.
“Oh, ya sudah yuk, kita masuk ke dalam kelas! Sebentar lagi masuk lho” ajak Ilham sambil terbang meninggalkan Bisma, Dicky dan Lala.
Lala langsung menyusul Ilham. Bisma dan Dicky bernapas lega karena Lala tidak selesai menceritakan semuanya kepada Ilham.
“Huft ... untung saja, Lala tidak jadi menceritakannya kepada Ilham ya, Cky?” kata Bisma.
“Iya Bis, untung saja ya” jawab Dicky.
“Ya sudah yuk, kita masuk ke dalam kelas!” ajak Bisma.
Dicky pun mengangguki kepalanya dan terbang mengikuti Bisma hingga masuk ke dalam kelas dan belajar sesuai mata pelajaran hari ini hingga bel pulang berbunyi. Waw ... hebat sekali ya, Bisma dan Dicky bisa terbang.
Sepertinya, Ilham penasaran tuh sama cerita masa kecilnya Bisma dan Dicky. Haha ... yang sabar ya, Ham, pasti kamu nanti tahu kok apa ceritanya. Kan kalau kita merahasiakan sesuatu, pasti rahasia itu akan terbongkar juga kan? Kamu tinggal tunggu waktu saja deh, pasti nanti tahu, apa cerita masa kecilnya mereka berdua.



END..

tolong kasih commentnya ya.. soalnya aku masih penulis amatiran nih :D 

Sabtu, 29 Juni 2013

My Angel (cerpen)

  • Author:: Galuh Novita Sari
    Nama lengkap:: Galuh Novita Sari
    Facebook:: Galuh Novita Sari New
    Tema:: Romantis and Sedih
    Ending:: Sad Ending
    Pemeran::
    *)Debora Glori Permatasari ( Rara )
    *)Bisma Karisma ( Bisma )
    *)Dicky Muhammad P. ( Dicky )
    *)Galuh Novita S. ( Vita )
    *) and all

    *tolong hargai karya penulis ya*

    Matahari telah menyingsing tinggi mengikuti kicauan burung pipit
    Namun ada saja orang yg belum bangun dari tidurnya
    Ya,Rara
    Maklum saja kemarin malam dia terlalu asyik memainkan komputernya
    "Rara,ayo bangun dek,udh pagi nanti telat lagi kuliahnya"
    Kata seseorang yg ternyata kakak nya.Ya Dicky.
    "Emmm..nanti dulu napa kak,aku masih ngantuk.15 menit deh" Ucap Rara yg berbicara tanpa membuka matanya
    "Gag ada 15 menit,dh mandi ayo,!!" bentak Kak Dicky sambil menarik tangan adik nya itu
    "Iya..iya..kakak bawel deh" Rara
    "MANDI,!!" Dicky
    "Iya iya" Ucap Rara sambil bangun dan langsung menuju kamar mandi
    ***********
    Setelah beberapa menit Rara telah siap dengan semua mapel yg akan di pelajari pagi ini
    "De..cepetan Bisma udh nunggu kamu nih" Dicky
    Ya Bisma adalah pacar Rara sejak Rara masuk kuliah
    "Iya kak,ini juga udah.Bentar..bentar" Rara
    Rara langsung menuju ruang depan
    "Ayo bis" Rara
    "Lho kamu makan dulu sini tar kamu sakit lagi" Dicky
    "Udh telat kak," Rara
    "Nih,kalo gitu kamu makan roti itu.Buat sarapan pagi" ucap Kak Dicky sambil menyodorkan roti yg telah diolesi selai kacang
    "Oke kak,aku pergi dulu ya" Rara
    "Iya" Dicky
    ************
    Sesampainya di kampus
    "Bis kamu nanti ada acara gak sehabis kuliah" Rara
    "Emm enggak sih ,emang ada apa,??" tanya Bisma
    "Nanti kita main dulu yuk di mana gitu" Rara
    "Oke gimana kalo kamu ikut aku ketempat paling indah.Mau,?" Bisma
    "Pasti.!" Rara
    "Oke deh,ya udah gih sono kamu masuk nanti keburu belnya bunyi lho" Bisma
    "Hehe,iya oh ya lepas dulu gandengannya kean kelasnya beda" Rara
    "Ehh,iya lupa" ucap Bisma sambil tersenyum menunjukan behelnya
    "Daahh" Rara
    *************
    Dikelas
    "Hay Vit," Ucap Rara sambil memanggil sahabatnya Vita
    "Ehh kamu Ra,tumben telat kenapa nih" Vita
    "Kepo deh kamu" Rara
    "Hehe,ya udh duduk" Vita
    Jam pelajaran pun dimulai
    3 Jam sudah pelajaran berlangsung
    Kini saatnya mahasiswa dan mahasiswi untuk pulang
    ************
    Bisma telah menunggu lama untuk mengajak Rara pergi ketempat yg dijanjikannya tadi
    "Ehh,vit aku duluan ya dh di tunggu Bisma soalnya.Kamu nungguin aja kak Dicky di sini" Rara
    "Ihh,kam apaan sih.Aku sama kak Dicky ga ada apa-apanya kok.Hanya sebatas teman" Vita
    "Iya..iya.Teman tapi Mesra kan,??.Hahha" Rara
    "Ihh,jail ya.Udh sana kasihan tuh Bisma ampe lumutan gitu nungguin kamu" Vita
    "Haha,iya deh.Duluan ya" Rara
    Rara pun berlari kearah Bisma yg sudah menunggunya sedari tadi di mobil
    *********
    "Hay bis,maaf aku lama ya,?" Rara
    "Iya sih,tapi ga papa.Jadi kan ketempat tadi,?" Bisma
    "Jadi donk.Ayo" Rara
    Rara dan Bisma pun menuju ketempat yg dijanjikan Bisma tadi
    **********
    Rara dan Bisma kini telah sampai di suatu tempat yg indah
    Ya.Disana begitu banyak rerumputan yg tinggi dan berwarna kecoklatkan
    Ditambah didepannya ada sungai yg airnya sangat jernih
    "Bis,tempatnya indah banget.Jarang jarang lho dikota ada tempat yg indah plus sejuk kayak gini" Rara
    "Heemmm..Siapa dulu donk BISMA gituh loh" Bisma
    "Hhhaha" Rara
    Rara dan Bisma duduk di tengah hamparan rerumputan tadi
    "Bis.Andai nanti aku pergi apa yg bakal kamu lakuin" Rara
    "Kok kamu ngomongnya gitu,?" Bisma
    "Ya enggak aku cuman tanya doang kok" Rara
    "Sini deh" Bisma
    Bisma menyenderkan kepala Rara di pundaknya
    "Kamu harus tau.Kalo kamu pergi aku juga akan ikut pergi" Bisma
    "Tapi aku gak mau kamu ikut pergi karna aku pengen liat kamu dari sana sambil senyum.Dan aku mau,disaat aku ga ada nanti,kamu ga boleh nangis.Kalo kamu nanggis aku disana juga bakal nanggis" Rara
    Bisma hanya tersenyum dan mengelus rambut panjang Rara yg terurai
    "Ra,kamu harus jadi penyelamat aku ya.Penyupport hidup aku.Jadilah My Angel ku yg terbaik" Bisma
    Rara hanya menggangguk
    "Ra,aku pnya sesuatu lho buat kamu" Bisma
    "Apa,?" tanya Rara
    "Nih" ucap Bisma sambil memperlihatkan sebuah kalung yg lontinnya berbentuk "Angel"
    "Bagus banget" Rara
    "Iya sini aku pakein" Bisma
    Bisma pun memasangkan kalung itu keleher Rara dengan penuh Cinta kasih
    ***********
    Dua tahun telah berlalu
    Kini Rara sedang berada di kamarnya
    "Kak Dicky mana ya,?.Aku mau pinjem modemnya bentar" Rara
    Rara pun berjalan keluar kamar dan mencari kak Dicky
    Kak Dicky terlihat sedang duduk santai dihalaman belakang sambil asyik memakan yupi kesukaannya
    "Kak,aku pinjem modemnya donk.Buat internetan doang" Rara
    "Lah,?.Modem kamu kemana,?.Ilang,?" Dicky
    "Enggak.Hehe,modem aku kuota'nya habis kak" Rara
    "Ya ampun.Ya dah deh ambil sana, guna mengambil modemnya
    modemnya yg warna biru ya jangan yg merah" Dicky
    "Okeh deh,makaseh ya kak" Rara
    Rara pun menuju kamar sang kakak guna mengambil modem yg ingin di gunakan untuk internet
    ************
    Dikamar kak Dicky
    "Duuhh,dimana sih modem yang warna biru kok ga ada ya,??" Rara
    Rara telah mencari modem tersebut di seluruh sudut kamar kak Dicky
    Matanya mencari kesetiap lorong meja
    Tepat.Modem yg berwarna biru itu berada di bawah meja belajar kak Dicky
    Rara pun menundukkan kepalanya untuk mengambil modem nya
    Namun setelah Rara mendapatkan modem tersebut dan berniat untuk kembali kekamarnya.Tiba - tiba saja
    'Kok kepalaku pusing gini ya,?' batin Rara
    Rara merasa sangat pusing.Tanpa ia sadari hidungnya mengeluarkan darah yg cukup banyak
    "Ya Tuhan,kenapa aku,?." ucap Rara sambil mengelap darah yg keluar dari hidungnya mengunakan tangan
    Namun sebelum keluar kamar tiba-tiba
    #Brruukk
    Rara jatuh dan pingsan
    Mendengar suara yg sedikit aneh maka kak Dicky langsung menuju kamarnya
    "Astaga Rara" Dicky
    Dengan sigap Dicky membopong adik memata wayangnya itu kemobil dan membawanya kerumah sakit
    ***********
    Dirumah sakit
    "Suster..suster tolong adik saya suster" Dicky
    "Baik,tapi maaf anda tidak bisa masuk.Percayakan saja pada tim medis" Suster
    "Iya sus,tapi selamatkan adik saya sus" Dicky
    Setelah itu pintu ruang rawat di tutup
    Setelah beberapa menit kemudian
    Suster keluar
    "Maaf,anda di panggil dokter untuk kedalam" Suster
    "Baik" Dicky
    Dicky pun masuk keruang rawat
    **********
    Setelah masuk,mata Dicky langsung menatap Rara yg terbaring lemas di ranjang
    "Anda kakaknya,?" Dokter
    "Benar dok,adik saya sakit apa dok" Dicky
    "Adik anda sakit 'Kanker Darah' atau Leukimia stasium akhir.Mungkin kesempatan hidupnya hanya 20% untuk saat ini" Dokter
    #DEG
    Seperti berhenti sudah detakan jantung Dicky,mendengar perkataan dokter tadi
    *Kesempatannya untuk hidup tinggal 20%*
    "A..a..apa dok 20% ,??.Lekimia,??" Dicky
    "Iya" Dokter
    Seketika Dicky langsung berlutut dan menundukan kepalanya
    "Kenapa dok,kenapa harus adik saya dia masih belia untuk merasakan sakitnya saat ini.Kenapa bukan saya,?" ucap Dicky sambil menangis
    Dokter berjongkok menyamain tinggi Dicky yg sedang menunduk
    "Hanya Tuhan yg tau karna apa yg direncanakan manusia akan sia-sia jika Dia tak menghendaki" ucap Dokter sambil menepuk pundak Dicky
    Mendengar perkataan dokter tadi Dicky mulai bangkit
    Dicky mendekati Rara
    Dicky melihat Rara dengan mata berkaca-kaca
    "De,kamu ga boleh nyerah.Kamu harus sembuh.Kakak akan usahain apapun yg penting kamu sembuh" ucap Dicky sambil menitihkan air matanya
    Perlahan mata Rara berkedip
    Dicky yg berada disampingnya merasa kaget
    "Dokter adik saya dokter" Dicky
    Sang dokter langsung mendekati ranjang Rara
    "Keajaiban" Dokter
    Dicky hanya tersenyum dan mengusap air matanya
    "Ka..ka..kak aku ada dimana,?" Rara
    "Kamu ada dirumah sakit" Dicky
    "Rumah sakit,?.A..a..aku sakit apa emangnya kak,?" tanya Rara
    "Kamu sakit leukimia stadium akhir" Dokter
    #JLEB!!!
    Dada Rara seakan sesak karena ada begitu banyak panah yg menusuk jantung
    "Le..le..leukimia itu apa itu ga parah kan dok" tanya Rara
    "Kanker Darah itu termasuk dalam membunuh no 2 didunia" Dokter
    "KAKAK" ucap Rara histeris ketika mendengar ucapan dokter
    "Udh dek,kamu ga usah takut ada kakak disini" Dicky
    "Tapi BISMA,?" tanya Rara
    "Dia pasti bisa terima kok,sekarang kamu istirahat aja ya" Dicky
    Rara hanya mengganguk arti paham
    Kini Rara telah tertidur lelap di ranjangnya
    "Jika ada apa-apa anda panggil saya saja" Dokter
    "Baik dok,terima kasih ya" Dicky
    Dokter hanya tersenyum tipis
    Kini yg ada di ruangan tinggal Dicky dan Rara
    'Bisma harus tau,apa sakit Rara' batin Dicky
    Dicky kemudian mengambil smartphone nya lalu menelvon pacar Rara.Ya Bisma
    "Hallo bis," Dicky
    "Hallo kak,ada apa tumben telvon" Bisma
    "Nantia aja aku ceritain sekarang kamu kesini.Ke rumah sakit Kasih Ibu ya" Dicky
    "Hah,??.Rumah sakit,siapa yg sakit kak,?" Bisma
    "Makanya kamu kesini" Dicky
    "Iya..iya kak,kakak tunggu ya" Bisma
    "He'em" Dicky
    30 menit kemudian Bisma sampai Rumah sakit
    Karna tidak tau dimana kak Dicky,Bisma pun mengirim pesan kepada Kak Dicky
    {(Kakak aku udh sampai,aku tungg di halaman belakang rumah sakit ya)}
    ************
    Dicky pun datang ke halaman belakang rumah sakit
    Terlihat Bisma telah menunggu
    "Bis" Dicky
    Dicky kemudian menceritakan yg sebenarnya,apa yg di idap adiknya Rara akan membuat waktu Rara didunia tinggal sebentar
    "Iya kak,aku akan jaga,dan bahagiain Rara dengan maksimal dan semampu ku" Bisma
    ************
    Dua bulan sudah Rara dirawat
    Namun belum diperbolehkan pulang oleh dokter
    "Ra,kamu makan dulu ya.Kalo enggak kamu nanti tambah sakit" Bisma
    "Enggak mau,aku maunya ketempat kamu yg dulu kita berdua kesana"
    "Surga Rumput maksud kamu,??" Bisma
    "Iya please ya" Rara
    "Tapi,dok.."
    Ucapan Bisma terpotong saat kak Dicky datang bersama dokter
    "Bawa Rara bis,dia udh boleh dibawa keluar kok.Tapi dokter sama kakak harus ikut" Dicky
    Bisma hanya mangut-mangut
    **************
    Padang Rumput
    "Bisma,Tuhan itu adil ya.Dia bikin kita bisa bersatu.Oh ya bis ini aku balikin kalung yg kamu kasih keaku 2 tahun lalu" Rara
    "Kenapa,?"Bisma
    "Karna aku udh ga butuh itu sekarang.Aku akan tetap jadi Your Angel yg ada di sana,bersama bintang" Rara
    "Rara,pegang tangan aku,anggap tangan ini seperti surga disana.Dan perlu kamu ketahui.Aku iklhas kalau kamu mau pergi,aku ga mau liat kamu kesakitan terus kayak gini" Bisma
    "Iya bis,makasih kamu udh iklhasin aku.Aku ma tidur aku ngantuk aku cape" Rara
    "Iya aku juga ga akan nangis.Dan aku mohon kamu tetap jadi 'My Angel' ya.Love you Angel" Bisma
    Setelah Bisma mengatakan itu Rara suda berada di sana.Bersama bintang.Untuk menjadi 'My Angel' untuk Bisma,Dicky,Vita,dan semua.
    "Selamat jalan sayang" bisik Bisma sambil mengelus rambut Rara

Cinta Sederhana (cerpen)

  • Facebook: Loly Reni EightBill Charismatic'S-Friends
     
    *tolong hargai karya teman kita ini ya*

    .
    .
    Teringat aku saat pertama oh kita bertemu
    Malu malu kau bertanya padaku, alamat rumah teman mu
    Sejak itu, pesan pertama ku kirimkan untukmu
    Manis tutur rayuan kata cinta, yang kutujukan padamu
    Ku tak yakin ini kan terjadi, hari berlalu indah bagai mimpi.
    Bahagia ku rasakan, bila berdua dengan dirimu sayang, dunia seakan milik kita berdua
    Oh bahagia oh bahagia.
    Yeah…
    It’s me Naura, ketika kita berdua ku tak pernah lupa untuk merasakan namanya jatuh cinta. C’mon everybody say L – O – V - E dunia cinta
    Ku tak yakin ini kan terjadi, hari berlalu indah bagai mimpi. ( dunia cinta )
    Bahagia ku rasakan, bila berdua dengan dirimu sayang, dunia seakan milik kita berdua
    Oh bahagia oh bahagia.
    Prookk…prookk….
    Riuh tepuk tangan dari seseorang terdengar menggema didalam rumah mewah milik keluarga Tanubrata ini setelah seorang gadis cantik dengan lihai memainkan gitar putihnya sambil menyanyikan sebuah lagu.
    “ Jangan berlebihan, Rafael… “ Kata gadis bernama Naura ini. Dengan tangan yang masih menenteng gitar putihnya, gadis ini menghampiri kekasihnya, Rafael yang berdiri beberapa meter darinya.
    “ Aku tidak berlebihan, suara dan permainan gitarmu memang indah, nona Naura Landry Tanubrata … “ Kata Rafael. Tangan kekarnya tergerak membelai puncak kepala Naura sambil sedikit mengacak poni dara cantik yang berstatus sebagai kekasihnya itu.
    “ Rafael! Hari ini sudah terhitung empat kali kamu merusak poni ku, menyebalkan!! Lagi pula nama ku Naura Meida Indriyani, bukan Naura Landry Tanubrata. “ Ketusnya lalu kembali merapikan poninya yang berantakan akibat ulah Rafael. Lihat saja, bibir mungilnya pun ikut tergerak maju membuatnya terlihat semakin lucu.
    Dengan gemas Rafael menyentil bibir mungil sang kekasih yang masih mengerucut itu, “ Jangan pamerkan bibir mungilmu itu, nanti aku cium baru tau rasa. “
    “ Jangan macam-macam kamu! Sejak kapan kamu punya fikiran kotor seperti itu, ha? “ Ancam Naura dengan tampang seolah - olah marah. Tapi bukan terlihat menyeramkan, gadis ini malah semakin terlihat lucu. Membuat Rafael kembali menggelak tawa. “ Sudahlah…antarkan aku pulang, aku bisa pingsan lama – lama disini bersamamu, apalagi harus terus-terusan merapikan poni. Toh kamu juga tak pernah memperdulikan ucapan ku“ Kata Naura lalu berjalan mendahului Rafael.
    “ Naura, nauraa… “ Kata Rafael sedikit berteriak karna Naura sudah berjalan mendahuluinya,
    ***
    Naura Meida Indriyani atau kerab disapa Naura. Gadis imut berdarah blasteran Belanda – Indonesia ini merupakan kekasih sekaligus calon istri dari Rafael Landry Tanubrata. Pemuda tampan yang merupakan cucu kesayangan tuan Tanubrata sekaligus calon penerus perusahaan ‘ Tanubrata ‘.
    Menjalin hubungan berpacaran selama 3 tahun membuat keduanya yakin dengan hubungan mereka dan siap menikah tahun depan tepat di anniversary mereka yang ke 4 tahun.
    ***
    “ Jangan seperti itu, kamu terlihat jelek kalau manyun. “ Ejek Rafael pada sang kekasih yang sedari tadi masih mengerucutkan bibirnya, bahkan sampai sekarang saat mobil Rafael sudah berhenti di depan gerbang rumah Naura.
    “ Salah sendiri, siapa suruh kamu mengacak poni ku? “
    “ Oke! Aku minta maaf, sekarang jangan marah lagi, ya? Apa kamu tega membuat pacarmu yang charming ini galau karna kamu marah, hmm? “ Kali ini Rafael sedikit memiringkan tubuhnya agar menghadap Naura, namun Naura tetap bersikap cuek. Pandangannya sedari tadi tak beralih dari luar jendela. Entah objek apa yang diperhatikan gadis ini, yang jelas bukan wajah Rafael yang ia tangkap dalam penglihatannya. “ Jangan seperti ini, sayang… “
    Tanpa memperdulikan ucapan Rafael, gadis ini masih setia dengan pandangan matanya yang menjuru keluar jendela mobil Rafael. Bahkan Naura menepis tangan Rafael yang sempat menggenggam tangannya,
    “ Ayolah sayang…aku janji tidak akan merusak poni mu lagi, asal jangan seperti ini. “ Dengan wajah memelas Rafael terus memohon agar Naura mau memaafkannya.
    “ Aiisshh…bukan masalah poni, Rafael!! “
    Rafael mengerutkan keningnya, “ Lalu? “
    Naura menghela nafas lalu mulai kembali membuka suara, “ Ini masalah pikiran kotormu. “
    Rafael kembali tergelak mendengar jawaban dari sang kekasih yang menganggap serius omongannya tadi, padahal tadi Rafael hanya menggoda Naura dan tak ada sedikitpun fikiran kotor yang hinggap di otaknya.
    “ Kenapa kamu malah cengingisan seperti itu, ha? “
    “ Astaga. Naura sayang… Jadi kamu menganggap serius ucapan ku tadi? Hei… “ Sebelum melanjutkan ucapannya, Rafael menarik dagu Naura dan mendongakkan wajah sang kekasih agar dapat menatapnya. “ Aku ingin memiliki mu karna aku mencinta kamu, karna kepribadian kamu, karna kecerdasan kamu, bukan karna nafsu. “
    “ Tapi kamu tadi… “
    Belum sempat Naura melanjutkan ucapannya, Rafael sudah memotongnya “ Aku tadi hanya bercanda, sayang… Jangan dianggap serius, ya? Aku tadi hanya sekedar menggodamu, tidak lebih “
    “ Maaf, Rafael… Aku sudah salah menduga, maafkan aku “ Gadis ini menundukkan kepalanya dan tak sadar butiran air mata sudah membasahi pipinya. “ Aku memang tidak pantas untukmu, kamu laki-laki dewasa, sedangkan? Hanya gadis manja yang tak pernah bisa mengerti kamu… “
    Rafael kembali tersenyum, “ Kamu bicara apa sih, Naura? Justru aku mencintaimu karna sifat manajamu ini, jadi jangan pernah beranggapan bahwa kamu tidak pantas untukku. Aku tulus mencintaimu, mencintaimu dengan apa adanya dan cinta yang sederhana… “
    Pemuda ini kembali mendongakkan wajah sang kekasih, ditangkubnya kedua pipi chubby Naura dan ditatapnya kedua mata almond sang kekasih. Dan lagi, Rafael kembali tersenyum melihat wajah Naura dari dekat seperti ini, seperti ada Sesuatu hal yang mendamaikan hatinya bila sudah menatap wajah cantik Naura, seperti ada angin sejuk yang menyelinap di setiap tubuhnya bila sudah menyentuh kulit Naura seperti ini. Sangat damai…
    “ Kamu kenapa senyum – senyum seperti itu, Rafael? “
    “ Aku merasa menjadi laki – laki paling beruntung karna bisa memilikimu. Dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kamu miliki, ini sempurna untukku… “
    Naura ikut tersenyum, gadis ini juga menangkup kedua pipi Rafael, “ Aku lebih beruntung, Rafael. Karna aku memilikimu yang bisa menerima kelebihan dan kekurangan ku dan mencintaiku dengan sederhana… “
    “ Jangan rubah apa yang saat ini ada di diri kamu, karna apa yang kamu miliki saat ini, apa yang ada di diri kamu saat ini, itu yang membuat ku tetap bertahan menintaimu… “
    Kusuka kamu apa adanya…
    Se-Natural mungkin aku lebih suka
    Ku suka kamu begini saja, bukan karena ada apa - apanya dari yang kau punya
    Aku hidup di dunia, ingin tenang baik - baik saja
    Bersamamu aku bisa, melewati itu..
    Bukan aku yang mencarimu, bukan kamu yang mencari aku
    Cinta yang mempertamukan, dua hati yang berbeda ini
    Kusuka kamu apa adanya
    Se-Natural mungkin aku lebih suka
    Kusuka kamu begini saja, bukan karena ada apa-apanya dari yang kau punya
    Aku hidup di dunia, ingin tenang baik – baik saja, bersamamu aku bisa
    Melewati itu…melewati ituuu…
    Bukan aku yang mencarimu, bukan kamu yang mencari aku
    Cinta yang mempertemukan, dua hati yang berbeda ini