Translate

Senin, 11 November 2013

PROJECT MENULIS CERPEN SAD ENDING

Hai semuanya.. Kali ini aku mau ngadain project nih.. Nanti 5karya terbaik akan aku gabungkan di karyaku selanjutnya yang InsyaAllah di bulan desember nanti akan terbit. Mau tau nggak persyaratannya apa? Oke, chekidoth!!


1. Tema adalah persahabatan
2. Endingnya harus sad ending ya dan usahakan pemerannya ada salah satu member smash
3. Naskah kamu di ketik di Ms. Word 2003/2007 (lbih baik si 2007), Times New Roman 12pt; spasi 1,5 *jgn lupa di kasih paragraf*
4. Sesuai dengan EYD ya..
5. Minimal adalah 5halaman dan maximal 8halaman
6. Sertakan biodata singkatmu dalam bentu narasi (nama lengkap, ttl, hobi, sekolah, fb, twitter, komunitas, dll)
7. Kirim naskah kamu ke karyazahrah(at)gmail(dot)com. Naskah jangan ditaruh di badan email ya, tp di lampirkan dengan subjek "PROJECT MENULIS CERPEN SAD ENDING"
8. Karya ditunggu paling lambat tanggal 22desember2013
9. Jangan lupa, persyaratannya di copas ke dalam catatan (di facebook dong) dan di tag ke min.15 orang temanmu. Alamat web notes in facebook www.facebook.com/notes
10. 5cerpen terbaik akan ditambahkan di karyaku selanjutnya

oke, aku tunggu karya terbaik kalian. Pokoknya kalau mau ikutan, harus copas persyaratannya dan tag ke min.15 org temanmu.. Terutama ZahrahAnrose Sii Ilhamfever

Minggu, 10 November 2013

Maukah Kau Bersamaku Kembali? (cerpen DH)



Cek this my story *maaf kalau salah, maklum, nggak bisa bahasa inggris :D*
“Janji ya, kita nggak akan musuhan, karena sekarang kita menjadi sahabat??” tanya seorang anak perempuan sambil mengangkat jari kelingkingnya.
“Iya, aku janji kok (nama kamu)” jawab seorang anak lakui-laki yang langsung mengaitkan jari kelingkingnya ke anak perempuan tadi.
___
“Aaa ... Karisma, jangan kejar aku dong!!” katamu.
“Ye .. (nama kamu) gimana sih?? Namanya juga lagi main tikus dan kucing. Berhak dong, kamu aku kejar. Soalnya kamu jadi tikusnya” jawab sahabatmu.
“Hosh .. Hosh ..” nafasmu terengah-engah. Keringat terus berjatuhan dari pelipismu. Sebenarnya kamu meminta berhenti karena sudah kecapean. Namun sahabatmu malah terus saja mengejarmu.
***
“(nama kamu)!! (nama kamu)!! (nama lengkap kamu)” panggil kakakmu.
Akan tetapi, kamu tak menjawabnya sedikitpun. Kamu terus saja melamun di balkon kamarmu. Karena merasa kesal, akhirnya kakakmu datang menghampirimu.
“Ya Tuhan!! (nama lengkap kamu)” panggil kakakmu.
Hasilnya tetap saja, kamu tak menjawab. Kamu malah menitikkan air mata. Entah mengapa begitu.
“(nama lengkap kamu)” sekali lagi kakakmu memanggilmu sambil mengguncang tubuhmu pelan.
“Eh? Kenapa kak?” kamu pun akhirnya menyaut juga.
“Kamu kenapa sih, dek? Di panggil bukannya jawab, malah nangis” tanyanya. Kamu hanya mampu menggelengkan kepala.
“Pasti karena sahabat kecilmu itu ya?” tebaknya.
“Apaan sih, Kak Morgan. Kakak ngarang aja nih” elakmu.
“Jangan bohong sama kakak, dek. Kakak tau, kamu pasti lagi sedih kan gara-gara sahabat kecilmu itu. Kakak tau dari mata kamu, gerak-gerik tubuhmu. Kakak tau dek” kata Kak Morgan tak percaya.
Kamu menundukkan kepala.
“Iya kak, ini semua gara-gara sahabat kecil aku”
“Kamu tuh ngapain sih nangisin sahabat kamu itu? Dia kan udah tega ninggalin kamu demi perempuan yang dia cinta. Trus semenjak dia pacaran, dia nggak pernah kan hubungin kamu lagi. Nanyain kabar gitu” omel Kak Morgan.
“Tapi kan, ka___”
“Kakak nggak mau liat adik kakak sedih gara-gara ‘dia’. Sekarang kamu turun ke bawah, makan! Kakak udah buatin nasi goreng buat kamu” suruh Kak Morgan yang memotong pembicaraanmu.
Memang, di rumah, kamu hanya tinggal berdua dengan sang kakak. Karena kedua orangtuamu sedang bisnis di luar negeri. ‘Mungkin’, mereka balik ke Indonesia sebulan sekali bahkan dua bulan sekali baru pulang. Itupun kalau sempat.
“Kakak tinggal dulu. Lima menit kamu belum makan, kakak suruh kamu tidur di luar buat nanti malem. Cepet makan, isi perut kamu. Nggak takut maag kamu kambuh? Trus juga kamu nggak mau sekolah? Udah mau jam 7 lho”
Uhh .. bawel sekali dirimu Handi Morgan Winata. Coba aja, kalau misalnya Kak Morgan itu kakaknya author, bakalan author komentarin tuh. Bawel banget jadi kakak ya!! *ehhh
“Iya kakak, aku makan. Aku juga sekolah kok” kamu hanya bisa menjawab seperti itu saja.
***
“Hati-hati di sekolah!” kata Kak Morgan sambil mengacak-ngacak ponimu.
“Ih kakak, jangan di acak-acak dong” katamu kesal.
“Cie, adik kakak udah nggak marah nih” goda Kak Morgan.
“Apa sih kak! Udah ah, (nama kamu) mau masuk aja ke sekolah. Bye Kak Morgan yang jelek” katamu sambil berlari masuk ke dalam sekolah sebelum Kak Morgan marah.
Ketika kamu masuk kelas, kamu melihat sahabatmu, ralat! Maksudnya mantan sahabatmu tengah sendirian. Ia sedang bermain gitar kesayangannya. Kamu terus memperhatikannya.
“DORRR!” kaget seseorang.
“Astagfirullah, Reza, kalau aku jantungan gimana sih?” komentarmu.
“Hehe .. peace (nama kamu). Kamu kok tau sih, kalau aku yang ngagetin kamu?” tanya Reza sambil cengengesan.
“Tau lah. Kamu kan yang sering ngagetin aku tiap pagi” jawabmu.
“Lagi ngapain sih?? Lagi ngeliatin Bisma, ya?” tebak Reza.
“Apa sih, Jja. Ngarang mulu deh” elakmu.
“Udah, jujur aja deh, (nama kamu). Kalau kamu mau, Bisma kembali lagi menjadi Karismamu, jangan diem aja dong” kata Reza.
-BISMA-
Aku melihat mantan sahabatku tengah asyik bercanda gurau dengan Reza.
“(nama kamu), emang kamu nggak kangen sama aku? Aku kangen tau sama kamu. Setelah aku putus dari Siska, aku pingin kita jadi sahabat. Aku nyesel, dulu pernah musuhin kamu karena aku lebih milih Siska dari pada kamu” batinku.
Siska. Ya, Siska Kirana adalah nama mantan pacarku dulu. Aku dulu pernah berpacaran dengannya. Namun hanya beberapa bulan saja. Karena aku sudah tak kuat dengan sikap kekanak-kanakannya. Aku menyesal telah memusuhi (nama kamu). Aku kira, (nama kamu) orangnya kekanak-kanakan dan aku menilai Siska orangnya dewasa. Ternyata salah, justru sebaliknya.
Aku memetik senar gitarku sambil menyanyikan sebuah lagu.
Aku ingin engkau ada disini
menemaniku saat sepi
menemaniku saat gundah
berat hidup ini tanpa dirimu
ku hanya mencintai kamu
ku hanya memiliki kamu
Reff:
aku rindu setengah mati kepadamu
sungguh ku ingin kau tahu
aku rindu setengah mati
meski tlah lama kita tak bertemu
ku slalu memimpikan kamu
ku tak bisa hidup tanpamu
aku rindu setengah mati kepadamu
sungguh ku ingin kau tahu
ku tak bisa hidup tanpamu
aku rindu…
-(nama kamu)-
Aku melihat Bisma sedang memainkan gitarnya sambil menyanyikan sebuah lagu. Namun anehnya, lagu ini, lagu biasa orang-orang yang sedang kesepian.
Apa mungkin Bisma telah putus dari Siska? Ah .. masa sih? tanyaku terheran-heran dalam hati.
Jujur, aku sangat senang jika Bisma telah putus dari Siska. Hmm .. semoga ini kenyataan.
“Eh (nama kamu), aku mau ke kantin nih. Kamu mau ikut nggak?” tanya Reza.
“Nggak deh, Jja. Aku mau di kelas aja” tolakku.
“Yakin kamu mau di sini? Kamu cuma berdua aja lho sama Bisma” tanya Reza.
“Iya Reza. Aku juga mau baca novel kesayanganku. Tanggung, tinggal beberapa halaman lagi tamat. Nanti deh, setelah aku selesai membacanya, aku bakal susul kamu ke kantin” jawabku.
“Oke, aku tinggal dulu ya” Reza meninggalkanku.
Memang, Reza bukan siapa-siapa dalam hidupku. Tapi aku menganggapnya, dia adalah kakakku.
Kini, tinggal aku berdua dengan Bisma di kelas. Canggung, sebenarnya aku ingin menyapanya.
-Normal-
Kini tinggal kamu berdua dengan Bisma di kelas. Canggung, sebenarnya kamu ingin menyapanya.
Kalian masih saja sibuk dengan urusan masing-masing. Bisma memainkan gitarnya, sementara kamu membaca novel kesayangan. Mungkin karena merasa bosan, Bisma menghampirimu.
“Hmm .. (nama kamu)” kata Bisma.
Kamu menengok ke arah Bisma dan langsung kembali sibuk dengan novel kesayanganmu.
“Kamu sibuk nggak?” tanya Bisma.
“Bisa liat kan, aku lagi apa” jawabmu dingin.
“Aku boleh duduk sebentar di samping kamu?” tanya Bisma.
Kamu tak menjawab pertanyaan Bisma. Saat ini, kamu berusaha dingin padanya.
“Huft” Bisma menghembuskan nafasnya berat. Ia memutuskan untuk duduk di depan mejamu.
“Kenapa?” tanyamu dengan pandangan yang masih fokus dengan novel kesayangan.
“Aku cuma mau jujur sama kamu, tentang persahabatan kita” jawab Bisma.
“Kamu dengerin penjelasan aku ya, (nama kamu)” sambungnya.
Karena merasa dicueki, akhirnya Bisma merebut novel kesayangan dari tanganmu. Kamu merasa kesal padanya.
“Apa-apain sih, kamu Bisma. Kamu tuh gangguin aku tau, nggak” protesmu.
“Aku cuma mau jujur tentang persahabatan kita. Plis, kamu dengerin aku. Jangan cuekin aku”
Terpaksa, kamu mendengar penjelasan mantan sahabatmu yang sangat keras kepala itu.
“Hmm .. aku nyesel (nama kamu), waktu aku musuhin kamu. Aku kira, kamu orangnya kekanak-kanakan dan aku menilai Siska orangnya dewasa. Ternyata salah, justru sebaliknya. Aku sebenernya kangen sama kamu. Kangen waktu kita suka bercanda bareng, curhat bareng” cerita Bisma panjang lebar.
Kamu ingin pergi meninggalkan Bisma. Sebenarnya kamu juga kangen padanya. Namun gengsimu sangat kuat. Ketika ingin pergi, Bisma menahannya.
“Dengerin aku dulu (nama kamu)” kata Bisma.
“Sorry, aku mau ke kantin. Mau nemuin Reza” ucapmu cuek.
“Kamu punya hubungan apa sama Reza?” tanya Bisma.
“Emang kamu siapa aku? Kamu bukan siapa-siapa aku kan? Jadi kamu nggak usah ngurusin hidup aku deh” jawabmu.
“Aku, sahabat kamu” kata Bisma.
“Hello .. Bisma Karisma.. ke mana aja kamu dulu? Baru bilang kalau kamu sahabat aku? Bukannya kamu itu mantan sahabat aku ya?” tanyamu.
“Aku kan udah bilang ke kamu. Aku nyesel (nama kamu), waktu aku musuhin kamu. Aku kira, kamu orangnya kekanak-kanakan dan aku menilai Siska orangnya dewasa. Ternyata salah, justru sebaliknya” jelas Bisma.
“Plis, aku pingin kaya dulu lagi. Aku pingin kita sahabatan kaya dulu lagi. Ya, kamu mau ya, jadi sahabatku lagi” tanya Bisma sambil menatap kedua matamu.
Tatapan ini, tatapan yang sangat kamu rindukan. Kamu tak kuat jika harus melihatnya lagi. Kamu pun menundukkan kepalamu.
“Kenapa (nama kamu)? Aku pingin kita sahabatan lagi. Pingin mengulang kenangan-kenangan dulu” kata Bisma.
“Maaf Bis, aku nggak bisa” tolakmu.
“Nggak (nama kamu), aku yakin, kamu kangen kan sama aku? Kamu pasti juga mau kita balikan jadi sahabat lagi kaya dulu. Aku udah tau semuanya, aku udah tau dari Rafael. Kak Morgan cerita semuanya ke Rafael dan Rafael ngasih tau semua ke aku” kata Bisma.
DEG!!
“Tapi aku nggak yakin Bis kalau kita jadi sahabat, kamu bakal kaya dulu lagi” katamu.
“Aku janji (nama kamu). Aku janji nggak akan kaya dulu lagi. Percaya sama aku” Bisma menyakinkanmu sambil mengangkat jari kelingkingnya.
“Iya, Bis, aku mau” kamu menautkan jari kelingkingmu ke jari kelingking Bisma.
“Jadi kita sahabatan lagi nih?” tanya Bisma. Kamu menganggukan kepalamu. 
Akhirnya, kalian berdua menjadi sahabat kembali. Sekarang Bisma sudah berubah sikapnya. Semenjak Bisma memusuhimu, sikapnya sangatlah cuek, kurang memperhatikanmu, dan yang lainnya. Namun sekarang, ia benar-benar orang yang perhatian padamu.